Profil Desa Cokroyasan

Ketahui informasi secara rinci Desa Cokroyasan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Cokroyasan

Tentang Kami

Desa Cokroyasan, Ngombol, Purworejo, Jawa Tengah, dikenal sebagai desa pertanian yang dinamis dengan fokus pada peningkatan literasi masyarakat dan pembangunan infrastruktur. Wilayah ini berbatasan dengan beberapa desa dan memiliki akses ke jembatan berca

  • Sentra Pertanian Produktif

    Desa Cokroyasan ialah salah satu desa pertanian di Kecamatan Ngombol. Mayoritas wilayahnya merupakan lahan persawahan yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat

  • Inisiatif Peningkatan Literasi

    Desa ini memiliki Perpustakaan Mrica, sebuah inisiatif unik yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan literasi warga. Program ini mencakup berbagai kegiatan kreatif seperti daur ulang sampah dan mengenalkan permainan tradisional.

  • Gotong Royong dan Pembangunan Infrastruktur

    Semangat gotong royong masyarakat sangat kuat, terwujud dalam kegiatan kerja bakti rutin. Desa ini juga memiliki akses ke jembatan bercabang tiga yang menghubungkan tiga desa, menjadi salah satu infrastruktur vital pasca bencana.

XM Broker

Geografi dan Demografi: Wilayah Pertanian yang Strategis

Terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Desa Cokroyasan merupakan sebuah desa yang memiliki peran penting dalam sektor pertanian. Secara geografis, desa ini berada di dataran rendah yang subur, memungkinkan aktivitas bercocok tanam yang optimal. Batas-batas wilayah Desa Cokroyasan cukup jelas, berbatasan langsung dengan Desa Bojong, Desa Kaliwungu dan beberapa desa lainnya di sekitarnya. Letak strategis ini juga didukung oleh keberadaan infrastruktur vital, yakni jembatan bercabang tiga yang menghubungkan Desa Cokroyasan dengan Desa Bojong dan Desa Kaliwungu.Data demografi dan luasan wilayah Desa Cokroyasan, meskipun tidak secara spesifik terperinci dalam sumber yang tersedia, dapat diprediksi dari karakteristik umum wilayah Kecamatan Ngombol. Kecamatan ini memiliki luas sekitar 55,27 km2 dengan jumlah penduduk yang bervariasi di setiap desa. Secara keseluruhan, wilayah ini didominasi oleh lahan pertanian, dengan sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor agraris. Desa Cokroyasan memiliki luas wilayah yang mayoritas adalah lahan persawahan, yang menjadikannya bagian tak terpisahkan dari lumbung padi Purworejo. Kepadatan penduduknya diperkirakan sejalan dengan desa-desa lain di wilayah pertanian yang padat penduduk.

Perekonomian dan Pembangunan: Sektor Agraris sebagai Tumpuan

Sektor utama yang menggerakkan perekonomian Desa Cokroyasan ialah pertanian. Mayoritas penduduk desa ini berprofesi sebagai petani, memanfaatkan lahan persawahan yang subur untuk menanam padi dan komoditas pertanian lainnya. Lahan pertanian yang luas menjadi aset berharga, mendukung ketahanan pangan lokal dan regional. Keberhasilan pertanian di wilayah ini tak lepas dari kondisi geografis yang mendukung dan sistem irigasi yang relatif baik.Selain sektor pertanian, Cokroyasan juga menunjukkan geliat pembangunan infrastruktur yang signifikan. Pembangunan jembatan yang menghubungkan desa ini dengan desa tetangga, yakni Bojong dan Kaliwungu, merupakan salah satu proyek rehabilitasi pasca bencana. Jembatan ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur penghubung penting untuk lalu lintas harian, tetapi juga menjadi simbol kemajuan infrastruktur desa. Keberadaan jembatan unik ini bahkan sempat menarik perhatian sebagai tempat swafoto bagi para wisatawan lokal.

Sosial Budaya dan Pemberdayaan: Geliat Literasi dan Gotong Royong

Aspek sosial dan budaya di Desa Cokroyasan menunjukkan ciri khas masyarakat pedesaan Jawa yang kental. Semangat gotong royong dan kebersamaan terlihat dalam berbagai kegiatan, salah satunya adalah kerja bakti rutin. Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk perangkat desa dan karang taruna, dalam menjaga kebersihan lingkungan dan membangun fasilitas umum. Inisiatif semacam ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan antarwarga.Satu inovasi sosial yang patut diacungi jempol di Desa Cokroyasan ialah pendirian perpustakaan desa. Berdiri sejak tahun 2020, perpustakaan yang diberi nama "Perpustakaan Mrica" (akronim dari Mari Membaca) ini merupakan hasil kolaborasi antara pengurus perpustakaan, kepala desa, dan berbagai lembaga desa. Dengan koleksi sekitar 600 judul buku, perpustakaan ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat. Program literasi yang dijalankan tidak hanya terbatas pada membaca buku, tetapi juga melibatkan kegiatan kreatif seperti daur ulang sampah menjadi mainan tradisional. Inisiatif ini menunjukkan pendekatan holistik dalam pembangunan sumber daya manusia, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup melalui pendidikan.

Prospek dan Tantangan: Menuju Desa yang Berkelanjutan

Dengan potensi pertanian yang kuat dan inisiatif pemberdayaan yang kreatif, Desa Cokroyasan memiliki prospek cerah untuk terus berkembang. Peningkatan produktivitas pertanian melalui penerapan teknologi modern dan diversifikasi produk dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Sementara itu, program literasi yang telah berjalan dapat diperluas untuk mencakup lebih banyak kelompok usia dan topik, menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan inovatif.Namun Desa Cokroyasan juga menghadapi beberapa tantangan. Ketergantungan pada sektor pertanian membuat desa ini rentan terhadap fluktuasi harga dan dampak perubahan iklim. Selain itu, migrasi penduduk usia produktif ke kota-kota besar merupakan isu yang umum di banyak desa, yang dapat mengancamkeberlanjutan pembangunan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi untuk menciptakan lapangan kerja dan usaha yang menarik bagi kaum muda, misalnya melalui pengembangan unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berbasis produk pertanian atau kerajinan lokal.Dengan mengoptimalkan potensi yang ada dan menghadapi tantangan secara proaktif, Desa Cokroyasan berupaya menjadi desa yang mandiri dan berkelanjutandi mana semangat gotong royong dan literasi menjadi fondasi bagi kemajuan bersama.